Keunikan Suku Bajo dari Jenis Genetiknya
Saat memaparkan artikel hasil penelitian Universitas Copenhagen tentang keunikan gen suku Bajo
Senang
rasanya memperkenalkan budaya Indonesia kepada rekan rekan di Lab kami (WCC
Lab http://twsnp.tmu.edu.tw/member.html) yang mayoritas dari mereka berasal dari Taiwan. Pada meeting kali ini yang
kami perkenalkan adalah uniknya suku bajo yang tinggal di Pulau Togean
(Sulawesi), dimana keseharian mereka menangkap ikan, tapi yang lebih unik dari
mereka ini menangkap Ikan dengan menyelam ke dasar laut tanpa menggunakan
peralatan pernafasan apa pun, hanya menggunakan kacamata berbingkai kayu dan
panah ikan sudah cukup, kemampuan menyelam orang Bajo
ini sungguh di luar batas kemampuan manusia biasa. Dihadapan rekan-rekan kami
yang mendalami bidang genome, kami memaparkan hasil penelitian dari Universitas Copenhagen yang
mempublikasikan hasil penelitannya di jurnal bergengsi yaitu Jurnal Cell, hasil penelitiannya
menyatakan tentang suku bajo ini ternyata memiliki keunikan variasi dari jenis
gen PDE10A
yang berperan terhadap pembesaran spleen size /ukuran limpa yang lebih
besar dari orang normal, ini lah yang membuat mereka bertahan lama di dasar laut.
Seperti diketahui bahwa limpa merupakan organ yang dapat menyimpan cadangan sel
darah merah yang mengandung oksigen. Ketika menyelam, limpa inilah yang dapat
berfungsi sebagai tangki oksigen. Keunikan suku bajau ini juga diangkat di film
dokumenter yang berjudul “JAGO”: A Life Underwater. Film ini
mengisahkan tentang kehebatan seorang kakek bernama Rohani yang mampu menyelam
ke bawah laut 70 meter selama beberapa menit. Film ini mendapatkan penghargaan
dari Grand Teton Award dari Jackson Hole Wildlife Film Festival.
Jika rekan-rekan tertarik membaca artikel hasil penelitian dari Universitas Copenhagen dapat membacanya di artikel yang berjudul "physiological and genetic adaptations to diving in sea nomads"
Cover film “JAGO”: A Life Underwater
Comments
Post a Comment